Laman

Minggu, 29 Januari 2017

Ibnu Battutah image
Gambaran Battutah sedang mengendarai unta dalam sebuah naskah

Ketika Ibnu Battutah Dijamu oleh Sultan Pasai


Suatu hari di tahun 1345, seorang penjelajah asal Tangier, Maroko, bersama rombongannya tiba di Pasai. Memakai jubah dan serban, pria Muslim asal Magribi bernama Ibnu Battutah tak berencana sama sekali untuk singgah di ujung Pulau Sumatra itu sebelumnya. Lho, kok bisa?

Rabu, 25 Januari 2017

Gerakan Nyi Aciah, Sumedang (1870 – 1871) 


Kolonialisasi melahirkan harapan akan datangnya keajaiban, dan keajaiban di abad ke-19 itu bernama "Ratu Adil". Harapan itu pula yang menyelimuti benak masyarakat Sumedang sezaman saat seorang wanita setempat memperlihatkan keajaiban dalam dirinya. Ya, Ratu Adil bernama Nyi Aciah itu sudah berada di antaranya mereka.

Selasa, 24 Januari 2017

lukisan diri raden saleh
Lukisan diri Raden Saleh

Raden Saleh, Pelukis Modern Pertama Indonesia


Siapa tak kenal nama lelaki yang dijuluki “bapak seni lukis” ini? Ialah pelukis Indonesia pertama yang secara sistematis menggunakan cat minyak dan mengambil teknik-teknik lukis Barat. Di tangannya, lukisan tak lagi simbolis semacam bentuk wayang atau suluran seperti dalam batik yang sejak berabad-abad dilakukan seniman Indonesia. Realisme pada potret, pencairan gerak, perspektif serta komposisi berbentuk piramidalah yang ia terapkan; dan itu semua merupakan ilmu seni rupa Barat.

Senin, 23 Januari 2017

budaya mudik
Mudik, salah satu tradisi primordial orang Indonesia

Mudik


Sejak kapan orang Indonesia suka mudik menjelang Lebaran? Saya kurang begitu tahu. Sejak orang Indonesia pertama sekali memeluk Islam? Kemungkinan iya. Yang jelas, tradisi mudik memang fenomena khas Indonesia, konon di Jawa zaman kolonial. Kini, saat masyarakat Indonesia banyak memilih jadi makhluk industri di kota-kota besar ketimbang jadi petani di desa-desa miskin atau setengah miskin, jaringan aktivitas mudik pun meluas, bahkan lintas negara. Mudik adalah budaya.

Sabtu, 21 Januari 2017

Prajurit Estri Mataram


Dunia kemiliteran ternyata tak cuma milik lelaki. Di Indonesia, keberadaan prajurit perempuan sudah lama ada. Itulah kesaksian laksamana Prancis, Augustin de Beaulieu, saat berkunjung ke istana Aceh dan menyaksikan sendiri keberadaan prajurit perempuan di sana di abad ke-17. Kesaksian lain datang dari Rijklof van Goens dan Valentijn tentang prajurit-estri di Mataram. 
rumah dinas gubernur jenderal VOC di Kastil Batavia abad ke-17
Rumah dinas para gubernur jenderal VOC di Kastil Batavia abad ke-17,
tempat dirumuskannya kebijakan sosial-politik-ekononi oleh gubernur jenderal

Masalah Perizinan Mendirikan Masjid di Batavia Abad ke-17


Masalah perizinan mendirikan tempat beribadah kerap jadi masalah di sebuah wilayah yang pemerintahannya berbeda keyakinan. Seperti yang terjadi di medio abad ke-17 di Batavia. Sejak berdirinya, Batavia, kota ala Eropa ciptaan Jan Pieterszoon Coen tahun 1619 ini, memang diperuntukkan sebagai koloni orang-orang Belanda dan Eropa lain yang harus patuh pada kebijakan VOC-Belanda. “Orang-orang asing” seperti Cina, India, Arab, Portugis, dan “Moor” serta Hindia lain semisal Jawa, Melayu, Bugis, Makassar, Bali, Ambon, dan Maluku, pun harus taat pada kebijakan Pemerintah Agung Batavia yang resminya beragama Protestan. 

Rabu, 18 Januari 2017

 
Ratu Kalinyamat Jepara
Seorang wanita memerankan tokoh Ratu Kalinyamat saat kirab
merayakan Hari Jadi Kota Jepara

“Rainha de Japara, Senhora Poderosa e Rica de Kranige Dame”


Sejarah kerap menempatkan kegagahan lelaki sebagai subjek perkasa—karena itu disebut history—sementara wanita seringnya di belakang layar, di dapur kehidupan. Tapi, begitu sesosok wanita tampil di atas panggung sejarah sebagai anomali, ia pun dikenang lebih agung oleh sang waktu. Itu pula yang ditorehkan Ratu Kalinyamat, wanita kelahiran Jepara—empat abad sebelum Kartini ada—pada lembaran sejarah Nusantara. 
Airlangga dan Nazar Politiknya

Penguasa yang baik pasti berusaha menepati janjinya. Apalagi janji tersebut ditujukan kepada rakyat yang tak kenal lelah membantunya saat berupaya menggulingkan kekuasaan lama agar dirinya bisa marak jadi penguasa baru. Itu pula yang dilakukan Airlangga di tahun 952 Saka (1030 M). 

Selasa, 17 Januari 2017

sawah korupsi pajak
Sawah, "lahan basah" untuk dikorupsi oleh oknum pejabat di masa Jawa Kuno

Korupsi Pajak di Zaman Jawa Kuno

Power tends to corrupt. Di mana dan kapan pun. Termasuk di Indonesia zaman baheula. Buktinya adalah Prasasti Palepangan yang dikeluarkan seorang penjabat tinggi di Jawa sebelas abad silam.

Senin, 16 Januari 2017

Ketuhanan Yang Berkebudayaan


Tuhan dan budaya. Sejarah mencatat, pemahaman manusia atas kedua kutub ini acap melahirkan ketegangan. Bahkan menerbitkan luka. Firman mewajibkan manusia tunduk dan sumerah. Namun manusia, sejak turun ke bumi, selalu saja tak pernah puas, bahkan melawan. Mereka merasa, kitab suci tak bisa menjawab semua fenomena dan tantangan hidup. Di seberang jalan, mereka yang percaya bahwa firman adalah jalan lurus, memandang budaya sebagai pahatan manusia yang pasti hancur oleh hunjaman air dari langit.

Minggu, 15 Januari 2017

mentalitas pedagang indonesia
Foto soerang pedagang pikulan di Batavia abad ke-19

Pedagang Indonesia


23 Juni 1596, empat kapal Belanda mendarat di pelabuhan Banten. Sang kapten armada, Cornelis de Houtman, lega, setelah 13 bulan berlayar dari kampung halamannya, bisa selamat di tujuan—inilah kali pertama orang Belanda mendarat di Indonesia. Baru saja kapal-kapalnya membuang sauh, ia melihat sejumlah pedagang Portugis naik ke kapalnya sebagai penghormatan dan segera menjelaskan kondisi perdagangan di Jawa serta memuji kesuburan dan kekayaan alam pulaunya. Setelah itu, orang-orang Portugis itu turun.

Rabu, 11 Januari 2017

Nyi Roro Kidul Basoeki Abdullah
Imaji Nyi Roro Kidul yang dilukis oleh Basoeki Abdullah

Pembantu Kanjeng Nyi Roro Kidul


Kenalin, kakangku dan mbokku, aku ini seorang pembantu Kanjeng Nyi Roro Kidul yang bersemayam di Laut Selatan.

Iiih, bikin bulu roma dan bulu kuduk berdiri tegang! Bagaimana tidak? Nama Kanjeng Nyi Roro selalu dikaitkan dengan klenik, Kejawen, yang suka disuguhi sesajen pada hari-hari tertentu. Sebagian besar, mungkin termasuk kalian, yang hidup di zaman ini, menganggap Nyi Roro hanya legenda atau mitos yang cuma cocok untuk telinga bocah-bocah ingusan. Padahal dulu, sebelum penduduk negeri ini benar-benar berpikiran modern ala Barat, sosoknya dianggap sebagai pelindung raja-raja Jawa sepanjang masa, sejak beliau berkuasa atas Segara Kidul.

Selasa, 10 Januari 2017

Ramalan


Setiap zaman yang resah melahirkan ramalan yang menggugah. Jangka Jayabaya di Jawa, Uga Siliwangi di Sunda, Mesiah dan Imam Mahdi di Timur Tengah, yang menawarkan Sang Ratu Adil. Ratu itulah, begitu kata mereka yang yakin, yang kelak membawa masyarakat di mana peramal berasal menuju keadaan yang serba sempurna tanpa cela dan minus petaka di zaman kemudian

Senin, 09 Januari 2017

Saya Temannya Bang Malinkundang


Kawan-kawan tentu tahu siapa dia. Sejak kecil, dari cerita bergambar dan buku kumpulan cerita legenda, kita sudah tahu siapa itu Bang Malin: seorang anak kanduang yang durhaka pada bundo kanduangnyo.

Sabtu, 07 Januari 2017


Sastra dan Islamisasi

Sudah tak asing kita ketahui kisah Wali Sanga dalam islamisasi di Jawa. Dari mereka, tongkat islamisasi dilanjutkan oleh ulama lain di pelbagai pulau. Tiga datuk asal Koto Tengah (Sumatra Barat) berhasil mengislamkan para raja Bugis seperti Luwu, Gowa, Tallo; dan kemudian dari raja-raja tersebut penguasa Soppeng, Bone, dan wilayah sekitar Sulawesi Selatan diislamkan. Raja yang semula bergelar arung dan karaeng pun memiliki gelar baru: sultan.
perang bharatayuddha
Imaji perang Bharatayuddha, di mana Pandawa yang protagonis
melawan Kurawa yang antagonis, sebuah peperangan legendaris yang
kerap dijadikan "ilham" negara-negara kuno di Nusantara dulu
dalam menaklukkan lawan-lawannya


Nasionalisme Konfrontatif


“Ganyang Malaysia!” dan “Ganyang Nekolim!” adalah dua dari banyak seruan patriotik nan riuh-rendah yang begitu mengharu biru di zaman Demokrasi Terpimpin. Presiden Soekarno, di tengah situasi Perang Dingin yang memanas serta pertarungan partai-partai ideologis dalam negeri yang tak kalah panas saat itu, begitu gemar membakar gelora nasionalisme orang Indonesia yang untuk menghancurkan neokolonialisme seperti di Malaya. Sang Presiden ingin buktikan pada PBB dan Amerika Serikat bahwa Indonesia bukanlah budak mereka, karena itu politik luar negeri Indonesia cenderung menoleh pada Soviet dan RRC. Ia makin percaya diri setelah Papua Barat jatuh ke dalam pelukan Indonesia dari Belanda yang sebelumnya enggan menyerahkan wilayah itu sejak KMB ditandatangani di Den Haag akhir 1949.
jan pieterszoon coen aka murjangkung
Dalam Serat Sakender dikisahkan bahwa Murjangkung (Jan Pieterszoon Coen, pendiri Batavia) dilahirkan dari seorang putri keturunan raja Pajajaran, sementara ayahnya adalah Sukmul, keponakan Raja Spanyol.

Korupsi Sejarah

Bagi masyarakat yang melandaskan segala aktivitasnya berdasarkan sistem religi, maka mitologi dan dongeng adalah fakta sekaligus acuan hidup. Kenyataan fiksi adalah kenyataan sosial yang tak terbantah. Kisah-kisah yang tertera dalam kakawin, kidung, carita, serat, kemudian hikayat, babad, sajarah, dan wawacan, banyak mengandung alam pikiran seperti itu, yang bagi kita manusia modern akan menimbulkan kerutan di kening seraya setengah menyanggahnya. Terlalu banyak kisah mitos dan peristiwa sejarah yang bercampur aduk di dalam karya-karya tulis tersebut, membuat kita kesulitan mengurai dan memisahkannya satu dari yang lain. Dan inilah korupsi sejarah, tatkala fakta dan fiksi saling-silang begitu erat dan membentuk realitias baru yang tak mudah dimengerti bagi kita di zaman sekarang. 

Jumat, 06 Januari 2017


istana Gowa Makassar
Istana Kesultanan Gowa-Makassar di abad ke-19

Juru Tulis Karaeng Pattingaloang


Kenalin, saya adalah juru tulis Karaeng Pattingaloang. Tentu sebagian besar masbro dan mbaksis asing dengan nama junjunganku ini. Namanya kalah populer oleh Sultan Hasanuddin Makassar dan Arung Palakka, padahal beliau kenal dekat dengan kedua orang legendaris tersebut, karena karaeng-ku ini adalah perdana menteri Kerajaan Makassar pada pertengahan abad ke-17. Jujur—bukan karena anakbuahnya—saya bangga pernah mengabdi padanya. Otak beliau itu di atas rata-rata para bangsawan Makassar, Bugis, dan bangsawan lainnya di Sulawesi, bahkan mungkin dengan aristokrat se-Nusantara di zamannya. Mengapa?
biudak di batavia indonesia
Lukisan pelukis Belanda tentang suasana di samping Stadhuis
(kini Museum Fatahillah) di Batavia abad ke-17.
Tampak seorang budak berjalan menanggung pikulan di belakang seekor anjing

Moses van Bengale, Seorang Budak di Batavia 


Abang dan None. Kenalin, gue Moses van Bengale, seorang budak di sebuah kota kosmopolitan bernama Batavia di abad ke-17.

Tahu kan Batavia? Kota yang didirikan di atas puing-puing Kota Jayakarta tahun 1619 oleh Jan Pieterszoon Coen alias Si Murjangkung, Gubernur Jenderal VOC. Olehnya Batavia dijadikan kantor pusat baru VOC yang sebelumnya berada nun jauh di Ambon, dengan alasan simpel saja: karena berada di jalur perdagangan rempah-rempah. Sangat strategis untuk bisa memonopoli distribusi cengkih, pala, dan merica, yang saat itu jadi komoditas primadona perdagangan global. Dari Batavialah, imperialisme Belanda atas Nusantara sesungguhnya dimulai.
nusantara - indonesia buffalo

Nusantara

Sejak kapan manusia Indonesia mengenal istilah Nusantara? Siapa pula yang menciptakannya dan di abad ke berapakah? Setahu saya, istilah itu tercantum dalam Desawarnana (lebih dikenal dengan Nagarakrtagama) buah tangan Prapanca abad ke-14. Apakah istilah itu telah tertulis dalam pustaka yang lebih tua? Saya belum tahu.